Senin, 04 Februari 2013

materi jangan jajan sembarangan

JANGAN JAJAN
SEMBARANGAN. 


Akibat jajan sembarangan dapat menyebabkan sakit perut dan diare disamping dampak kerugian kesehatan lainnya seperti bahan pewarna berbahaya dan makanan yang mengandung borak yang dijajakan para penjual makanan anak-anak.
Jajanan merupakan hal yang sangat lajim dilakukan oleh anak-anak terutama jajanan yang merupakan yang sering gigemarinya, tapi awas jangan asal pilih jajanan pada anak, Berikut informasi beberapa zat yang berbahaya yang terdapat pada jajanan anak-anak.
Pencegahan peredaran jajanan dan panganan anak yang berbahaya harus serius dilakukan oleh semua pihak. Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah meminta kepada Kemkes (Kementerian Kesehatan) untuk aktif dalam mencegah peredarannya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) tentang kualitas dan keamanan pangan dan jajan di lingkungan sekitar sekolah, ditemukan sekitar 48% jajanan yang mengandung bahan-bahan berbahaya pada tahun 2008 sampai tahun 2010. Beberapa bahan berbahaya yang ditemukan antara lain rhodamin B, metanil yellow, formalin dan boraks.
Peran orang tua sangat diperlukan agar anak-anak tidak jajan sembarangan. Orang tua, khususnya para ibu, harus menjelaskan tentang bahaya jajanan dan panganan tersebut. Memberi pengertian kepada anak-anak memang tidak mudah, apalagi bagi anak-anak yang sudah terbiasa mengkonsumsi jajanan tersebut. Berikut adalah tips agar anak Anda tidak jajan sembarangan di sekolah:
1. Selalu konsumsi panganan sehat di rumah
Mulailah dengan memberi contoh selalu mengkonsumsi panganan yang sehat di rumah, termasuk cemilan. Siapkan cemilan yang termasuk panganan sehat dan bebas dari bahan berbahaya dan jangan lupa selalu ingatkan agar sebelum mengkonsumsinya untuk mencuci tangan pakai sabun terlebih dahulu. Jika di rumah anak-anak sudah terbiasa dengan hidup sehat dan mengkonsumsi panganan sehat, kemungkinan besar mereka tidak akan lagi mengkonsumsi jajanan yang mengandung bahan berbahaya tersebut.

2. Bekali anak Anda dengan panganan sehat
Bekali anak dengan panganan yang sehat dan akan lebih baik lagi jika Anda sendiri yang membuatnya. Buat variasi menu bekal tersebut agar Anak tidak bosan dengan bekal yang Anda buat. Tampilan dan rasanya juga usahakan yang disukai oleh anak-anak agar mereka tertarik untuk mengkonsumsinya. Bila Anak sudah cukup besar, tanyalah langsung kepada anak Anda panganan apa yang ia sukai. Selain harus tetap memperhatikan proses memasaknya, seperti cuci tangan sebelum memasak, pastikan panganan yang anak Anda konsumsi cukup nutrisinya.
Selain orang tua, pihak sekolah juga bisa turut membantu mengurangi konsumsi jajanan yang berbahaya tersebut. Orang tua bisa mengusulkan kepada pihak sekolah agar menyediakan kantin sekolah yang menjual jajanan yang disukai oleh siswa namun bebas dari bahan-bahan berbahaya. Selain itu sekolah harus selalu memberikan pengarahan dan pengertian kepada para siswa tentang akibat yang bisa ditimbulkan apabila mengkonsumsi jajanan yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan juga selalu mengingatkan cuci tangan pakai sabun sebelum mengkonsumsi jajanan di sekolah.
Bagi Anda, orang tua yang selalu memberi uang jajan kepada buah hati, sebaiknya mulai mengerem kebiasaan ini.  Dari pada memberikan uang jajan kepada anak, Anda dapat memberikan penggantinya dalam bentuk bekal makanan sebab jajanan yang belum tentu terjamin nutrisi dan kebersihannya.Untuk mencegah kebiasaan jajan anak harus dimulai dari pola makan keluarga, antara lain:
-Membuat bekal makanan yang tidak kalah enak dari jajanan yang dapat dibeli di luar rumah.
- Biasakan anak untuk sarapan pagi sebelum sekolah.  Sebagai upaya preventif, anak harus dikenalkan pada pola makan sehat dan orangtua harus dapat dijadikan contoh atau panutan. Tidak ada gunanya melarang anak jajan kalau orangtuanya juga sering jajan dengan alasan tidak sempat memasak karena kesibukannya.
-Ajak buah hati membuat penganan di rumah. Dari sini Anda akan tahu makanan apa yang menjadi favoritnya, dan cocok untuk bekalnya ke sekolah.
-Tegas membatasi permintaan anak untuk jajan. Caranya, membatasi uang jajan mereka dan frekuensi jajan. Misalnya anak-anak hanya boleh jajan hari Sabtu atau Minggu.